dakwatuna.com – Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan beberapa organisasi Islam akan mengirimkan tim ke Myanmar terkait pembantaian warga muslim Rohingya di negara itu.
Setelah tiba di sana, delegasi akan berkomunikasi dengan unsur pemerintah, parlemen, dan tokoh-tokoh umat Islam setempat guna menyampaikan aspirasi dan membicarakan penyelesaian masalah ini.
“Tanggal 6-10 Agustus 2012 PKS dan beberapa ormas Islam akan mengirim delegasi ke Myanmar dan Bangladesh. Salah satu yang ikut serta ke Myanmar adalah Pak Hidayat Nur Wahid,” kata Wakil Sekjen PKS Mahfudz Siddiq di gedung DPR, Jakarta, Kamis, 2 Agustus 2012.
Pada kunjungan nanti, delegasi PKS akan menyoal kebijakan politik pemerintah Myanmar serta meminta agar muslim Rohingya dapat diterima sebagai warga negara.
“Dengan mempertimbangkan mereka sudah puluhan tahun di sana, sudah hampir 70 tahun. Mereka juga hampir dua generasi, dan hampir 100 juta orang,” tuturnya.
Selain itu, PKS juga akan mendorong agar segala diskkriminasi terhadap muslim Rohingya dihapuskan. “Sehingga kisah panjang penderitaan konflik ini bisa diakhiri.”
Komisi I DPR, kata Mahfudz, juga berencana mengirimkan delegasi ke Myanmar pada September mendatang.
“Kami juga akan membahas dalam konteks bilateral maupun ASEAN. Termasuk, kami akan mendorong tindak lanjut dari rekomendasi OKI yang nanti akan dihasilkan pada 5-6 Agustus ini,” kata Mahfudz.
Muslim Rohingya atau oleh orang Myanmar disebut “Bengali” tidak memiliki kewarganegaraan yang jelas. Menurut pemerintah Myanmar, orang Rohingya adalah warga Bangladesh sehingga harus dipulangkan ke negara tersebut. Namun, pemerintah Bangladesh malah justru merepatriasi warga Rohingya karena tidak mengakui mereka sebagai warga negara. Tidak ayal, Rohingya terus menjadi korban diskriminasi.
Menurut laporan pemerintah Myanmar, sudah 77 orang tewas dalam konflik etnis di wilayah Arakan sejak Mei lalu. Namun, data ini tidak bisa dipercaya sepenuhnya. Jumlah yang lain disampaikan berbagai media, termasuk Press TV Iran, yang mengatakan korban tewas mencapai 600 orang.
Human Rights Watch mencatat pemerintah Myanmar telah membiarkan kekerasan terjadi. Bahkan, dalam laporanmereka dikatakan bahwa aparat keamanan malah turut serta membunuh dan memperkosa wanita-wanita muslim Rohingya. (Vivanews)
Sumber: http://www.dakwatuna.com/2012/08/22180/hidayat-nur-wahid-ke-myanmar-bahas-rohingya/#ixzz22YF6nWvR
0 komentar:
Posting Komentar
Tinggalkan komentar anda di sini !